Bondowoso – Waka KPH Bondowoso, Eny Handayani membenarkan ada kebakaran hutan terjadi di wilayah BKSDA dan juga wilayah Perhutani KPH Bondowoso.
Kebakaran hutan ini, ditengarai karena ulah manusia yang didukung cuaca yang panas.
Ia mengaku bahwa pihaknya bersama Muspika Ijen dan LMDH termasuk kepolisian, telah melakukan pemadaman dengan ala kadarnya.
“Pakai ilaran pasti. Namun untuk memadamkan, pakai alat seadanya. Pakai gebyok. Dan saat ini api masih belum padam. Kesulitan kami angin kencang,” terang Eny Handayani,Kamis 12 Januari 2022 sore.
Secara umum kata Eny , Bondowoso seminggu tidak pernah hujan. “Sama sekali Hujan tidak pernah ada,” tegasnya..
Sedangkan sumber api, penyebabnya sebagian besar, karena orang ke hutan, puntung rokok dibuang sembarangan. Dan ada juga yang sengaja buka lahan.
Eny menjelaskan, jika pada Rabu 11 Januari 2022, yang terbakar ada di wilayah BKSDA. Dan pada Kamis (12 /1/2023), sudah merambat ke wilayah Perhutani.
“Sudah 19 hektare yang terbakar, dari luas total 68,7 hekatre di Petak 88 B Blok Watu Gampit, RPH Blawan, Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen,” terangnya.
Status hutan yang terbakar, ternyata bukan hutan produksi. Berdasarkan nomenklatur Perhutani, masuk kawasan TBP atau Tak Baik untuk wilayah Produksi.
“Savana. Dan walaupun kemarin-kemarin musim hujan, atas hijau. Namun di bawah sudah kering (Savana-nya, Red). Saat ada api, cepat sekali merembetnya,” paparnya.
Pihaknya berkoordinasi dengan Muspika setempat, LMDH dan masyarakat sekitar. Selain itu juga melaporkan hal ini ke Perhutani pusat.
Diinfokan sebelumnya ,Kawah Ijen saat ini naik status dari normal (level I) menjadi waspada (level II). Kenaikan status ini tertuang dalam surat 1.Lap/GL.03/BGL./2023, tentang peningkatan tingkat aktivitas Gunung Ijen yang dikeluarkan Badan Geologi Kementerian ESDM RI.