Mojokerto – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari(Ning Ita) membuktikan bahwa fasilitas kesehatan masyarakat yang ia upayakan bukan isapan jempol belaka.
Betapa tidak , Khanzania Agustin Az Zahra seorang anak yatim didampinginya saat melakukan tranfusi darah.
Tangisnya sontak pecah ketika seorang nakes memasukkan jarum suntik ke dalam lengan kanannya.
Sebelum melakukan transfusi darah, sampel darah bocah perempuan berusia enam tahun tersebut harus diambil untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) di sel darah merahnya.
Wali Kota yang turut mendampingi mencoba menenangkan Khanzania.
Tangisnya seketika mereda ketika jarum suntik perlahan dicabut dari lengannya. Jumat pagi (6/5/2022)
Hal tersebut menjadi momen spesial bagi gadis kecil beralamat di Balongsari Gang 7 ini.
Kali ini, gadis yang biasa dipanggil Nia itu menjalani rutinitasnya melakukan transfusi darah ditemani Wali Kota.
“Di antara 50 anak yatim yang kemarin belanja baju lebaran bersama saya, ada salah satunya bernama Khanza, yang ternyata mengidap Thalasemia. Nah, hari ini jadwalnya Khanza untuk transfusi darah,” tutur Ning Ita.
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah merah akibat faktor genetik.
Kadar protein pembentuk hemoglobin darah sangat sedikit atau bahkan tidak terbentuk, sehingga eritrosit mudah pecah.
Pada pengidap penyakit inipun cenderung nampak lemas dan pucat karena kekurangan darah (anemia). Tidak butuh waktu lama, hanya butuh beberapa menit, hasil cek darah Nia keluar.
Dokter yang bertugas di ruang IGD hari itu menyatakan kondisi Nia memenuhi syarat untuk dilakukan transfusi darah.
Sebagai pengidap Thalasemia, Khanza telah rutin melakukan transfusi darah sejak usia satu tahun.
Sebelumnya, ia hanya perlu menjalani prosedur tersebut setiap 4-5 bulan sekali. Namun semenjak memasuki usia empat tahun, transfusi darah dilakukan setiap dua bulan sekali dan harus terus dilakukan hingga ia dewasa nanti.
Nurma Sugiati sang ibu, menuturkan bahwa sebelum suaminya meninggal, biaya ditanggung BPJS. Namun, kini pembiayaan seluruhnya ditanggung pemerintah, sehingga ia tidak mengeluarkan uang sepeserpun.
“Alhamdulillah, semuanya baik untuk obat maupun transfusinya. Apalagi sekarang bu Wali semakin perhatian sama anak yatim, dari beli baju lebaran sampai penngobatan. Alhamdulillah.. Maturnuwun sanget kangge Ning Ita,” ujar perempuan berusia 38 tahun itu.
Ning Ita, yang juga seorang perempuan pun dapat merasakan kesulitan-kesulitan tersebut. Sehingga dukungan morel maupun materil senantiasa diupayakan untuk meringankan beban warganya.
“Perlu ada kesabaran dan ketelatenan dari pihak keluarga, untuk terus mendampingi agar tumbuh kembang mereka bisa normal dan masih punya harapan untuk menggapai cita-cita seperti anak-anak yang lainnya,” ujarnya.
Karenanya, sebagai pemimpin Kota Mojokerto Ning Ita berkomitmen untuk memberikan fasilitas kesehatan terbaik bagi masyarakat.
Dalam hal ini misalnya, menumbuhkan RSUD dr. Wahidin Husodo sebagi faskes yang lengkap dan berkinerja baik, agar dapat diandalkan. Lebih lanjut, Ning Ita berpesan kepada warga Kota Mojokerto agar menjaga kepedulian kepada sesama.
“Apabila ada kondisi di sekitar yang butuh bantuan/ pertolongan, maka jangan tunda lagi silahkan hubungi curhat Ning Ita.
Informasikan semua dengan detail agar bisa segera mendapat respon sesuai dengan kewenangan kami,” pungkasnya.








