Banyuwangi – Kata “Kuburan” atau Makam adalah sebuah tempat yang sangat angker dan mistis. Namun tidaklah demikian dengan kalangan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Sebuah tradisi cukup unik yang satu ini kerap dilaksanakan oleh warga Desa Bunder, Kecamatan Kabat. Orang – orang lokal di desa tersebut sudah biasa menyebutnya dengan “lebaran kuburan”. Dan tradisi atau kebiasaan unik ini mereka lakukan sudah beratus tahun lalu sejak nenek moyang mereka ada.
Momentum lebaran yang biasanya diisi dengan acara ajang saling silaturahmi ke rumah – rumah sanak saudara dan teman – teman, namun tradisi ini unik, justru mereka melakukan ajang silaturahmi kepada para leluhur mereka di tempat pemakaman umum (TPU) atau kuburan.
“Kita biasanya makan – makan bersama di atas kuburan pada setiap dua hari setelah lebaran atau tepatnya pada dua Syawal,” ujar Totok (60) salah satu warga di desa itu kepada media online ini kemarin.
Totok juga menambahkan bahwa, tepat pukul delapan pagi, biasanya warga sudah mempersiapkan alas tikar dan sejumlah aneka khas makanan di areal pemakaman.
“Setelah makan – makan, kami berdoa untuk para leluhur kami yang dimakamkan di kuburan ini,” tambahnya.
Dan hal yang sama juga dikatakan oleh Suryo, warga setempat.
“Saya mudik pulang kampung dari Surabaya ke rumah Banyuwangi ini tidak lengkap rasanya jika belum melaksanakan tradisi tahunan makan dan berdoa bareng di kuburan bersama keluarga,” ujarnya kemarin. (ans)