Banyuwangi – Modernisasi tidak menyurutkan dan mengubah budaya masyarakat Desa Pedanggaran yang merupakan budaya leluhur tetap hidup di tengah masyarakat walau jaman terus berganti.
Dimana kota Banyuwangi terdiri dari beberapa suku suku jawa Osing, jawa Kulonan serta suku Madura, Namun saat berbicara tradisi dan budaya leluhur ini selalu dilestarikan oleh masyarakat.
Budaya tahunan tepatnya setiap bulan Suro masyakata Kabupaten Banyuwangi melakukan ritual bersih desa yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa setempat.
Untuk hari ini Desa Pesanggaran kecamatan Pesanggaran kabupaten Banyuwangi menggelar ritual tahunan dengan sebutan bersih desa dengan harapan Sang Pencipta Alam menjauhkan dari bermacam bentuk mala petaka terhadap masyarakat Desa.
Acara tersebut berlangsung di Pendopo Desa pada Jum’at tanggal 13 September 2019, ditandai dengan diadakannya pagelaran wayang kulit semalam suntuk bersama dalang Ki Yuwono Lekdo Carito dari Sumberkembang, yang mengambil lakon ” Wahyu Mustiko Aji “.
Pertunjukan wayang kulit hingga esok dini hari ini merupakan rangkaian ritual ruwatan.
Sukirno selaku kepala desa pada kesempatan itu menyampaikan harapannya.
“Semoga masyarakat desa Pesanggaran terhindar dari balak dan bencana yang datangnya dari alam maupun dari manusia, tetap rukun dan damai, selamat sentausa, bagi para petani semoga mendapatkan panenan yang melimpah, murah rejeki dan lancar ekonominya serta mendapatkan ketenteraman lahir dan batin sehingga apa yang diharapkan oleh warga desa Pesanggaran bisa terkabulkan,” ujarnya, Jumat, (13/9).
Sukirno juga menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat Desa pesanggaran atas partisipasinya dengan terselenggaranya acara ruwatan desa dapat tersenggara dengan baik.
“Atas Rahmat dari Tuhan Yabg Maha Esa, semoga kita semua diselamatkan dari segala mara bahaya, serta terima kasih atas segala kesediaan masyarakat dan keikhlasannya atas terlaksananya ruwatan ini,” imbuhnya. (reny/ari)







