Beranda Lensa Nusantara Kemiskinan di Bondowoso Masih 12,2 Persen, Sekda Tekankan Strategi Terpadu Tahun 2026

Kemiskinan di Bondowoso Masih 12,2 Persen, Sekda Tekankan Strategi Terpadu Tahun 2026

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Fathur Rozi, menyatakan angka kemiskinan di Bondowoso masih tergolong cukup tinggi, yakni sebesar 12,2 persen pada tahun 2025.

Jika dibulatkan, jumlah tersebut setara dengan sekitar 90.000 jiwa yang masuk dalam kategori miskin, khususnya pada desil 1 hingga desil 5.
Menurut Fathur Rozi, kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dan terukur untuk menekan angka kemiskinan secara berkelanjutan.

Ia menegaskan, pengentasan kemiskinan menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Kabupaten Bondowoso pada tahun 2026.
“Angka kemiskinan kita masih 12,2 persen atau kurang lebih sekitar 90.000 jiwa. Ini tentu membutuhkan langkah-langkah strategis melalui berbagai program yang jelas dan terarah,” ujar Fathur Rozi.

Ia menjelaskan, pemerintah daerah telah merumuskan tiga strategi utama dalam upaya pengentasan kemiskinan. Strategi pertama adalah pengurangan beban pengeluaran masyarakat, yang diwujudkan melalui pemberian bantuan sosial, jaminan sosial, serta perlindungan sosial lainnya.

Strategi kedua adalah peningkatan pendapatan masyarakat, melalui berbagai kegiatan pemberdayaan ekonomi, peningkatan keterampilan, serta dukungan terhadap usaha masyarakat. Sementara strategi ketiga adalah penurunan kantong-kantong kemiskinan, yang dilakukan melalui pembangunan infrastruktur pendukung seperti konektivitas jaringan, pembangunan jembatan, dan sarana dasar lainnya.

“Dari tiga strategi itu, kemudian kita petakan perangkat daerah mana berbuat apa, dengan langkah dan strategi yang jelas. Ini sesuai arahan Bupati, bahwa pada tahun 2026 angka kemiskinan wajib diturunkan,” tegasnya.
Fathur Rozi juga mengungkapkan, meski penurunan angka kemiskinan dari 12,60 persen pada tahun sebelumnya menjadi 12,20 persen pada tahun 2025 telah menunjukkan tren positif, namun penurunannya masih belum signifikan.

“Memang ada penurunan, tapi belum terlalu besar. Salah satu penyebab utamanya adalah pengurangan anggaran, yang berdampak langsung pada tiga strategi tadi, baik pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, maupun penurunan kantong-kantong kemiskinan,” jelasnya.

Meski demikian, Pemkab Bondowoso tetap optimistis melalui sinergi lintas perangkat daerah dan perencanaan yang lebih terarah, upaya pengentasan kemiskinan dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

1744129950993