Beranda Ekonomi & Teknologi Kementan Mantapkan Strategi HDDAP 2026, Percepatan Hortikultura Lahan Kering Digaspol

Kementan Mantapkan Strategi HDDAP 2026, Percepatan Hortikultura Lahan Kering Digaspol

IMG-20250408-WA0090

Bali — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura menggelar Pertemuan Teknis Nasional Proyek Pengembangan Hortikultura di Lahan Kering atau Horticulture Development in Dryland Areas Sector Project (HDDAP) pada 8–11 Desember 2025 di Bali. Kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk mengevaluasi implementasi HDDAP pascarestrukturisasi tahun 2025, menyusun rencana kerja 2026, sekaligus menyosialisasikan mekanisme monitoring dan evaluasi di tingkat pusat maupun daerah.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh jajaran unit kerja Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian dari tujuh provinsi dan 13 kabupaten lokasi proyek, konsultan pusat dan daerah, serta berbagai pemangku kepentingan terkait. Kehadiran lembaga donor seperti Asian Development Bank (ADB) dan IFAD, bersama perwakilan Kementerian PPN/Bappenas serta Kementerian Keuangan, semakin menegaskan kuatnya dukungan lintas lembaga terhadap percepatan pelaksanaan HDDAP sebagai proyek strategis nasional sektor hortikultura.

Para narasumber memaparkan berbagai materi, mulai dari arah kebijakan hortikultura nasional, strategi lembaga donor, penguatan kelembagaan agribisnis, teknologi budidaya lahan kering, sinkronisasi perencanaan 2026, penganggaran PHLN, hingga evaluasi kinerja penarikan dana HDDAP.

Program Komprehensif dari Hulu ke Hilir

Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Hotman Fajar Simanjuntak, menegaskan bahwa HDDAP merupakan program komprehensif yang dirancang untuk menjawab tantangan pengembangan hortikultura di lahan kering secara menyeluruh.

“Pertemuan ini kita rancang untuk menetapkan langkah strategis tahun 2026. Kami berharap HDDAP dapat terlaksana dengan baik, terarah, dan sesuai target. Program ini diproyeksi menjadi motor pengungkit peningkatan produksi, produktivitas, mutu, hingga ekspor komoditas hortikultura,” ujar Hotman.

HDDAP menyasar pengembangan hortikultura pada lahan seluas 10.000 hektare di 13 kabupaten pada tujuh provinsi. Program ini terbukti memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi buah-buahan, sayuran, dan tanaman obat melalui pendekatan klaster komoditas.

Restrukturisasi HDDAP pada 2025 juga melibatkan dua implementing agency baru, yaitu Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian. Penambahan tersebut menuntut koordinasi yang lebih kuat dalam penyusunan rencana, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan.

“Sinergi antarunit menjadi kunci percepatan. Dengan restrukturisasi ini, perencanaan HDDAP akan semakin tajam dan dukungan infrastruktur dapat berjalan lebih efektif,” tegasnya.

Penguatan Klaster, Penerapan GAP–GHP, dan Dukungan Infrastruktur

Pelaksanaan HDDAP mengacu pada Horticulture Cluster Development Plan (HCDP) yang memuat analisis kondisi fisik, sosial ekonomi, kebutuhan budidaya, pascapanen, pemasaran, hingga pengolahan. Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP) menjadi prioritas untuk memastikan produk yang dihasilkan aman konsumsi, bermutu tinggi, ramah lingkungan, serta memiliki ketertelusuran.

Program ini juga menyiapkan bangsal pascapanen modern sebagai pusat pengumpulan komoditas hortikultura, sekaligus mendukung suplai bahan pangan segar untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Modernisasi Teknologi untuk Daya Saing Ekspor

Staf Khusus Menteri Pertanian, Sam Herodian, menegaskan bahwa sektor hortikultura menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim, krisis pangan, dan keterbatasan lahan.

“Kebijakan pembangunan hortikultura diarahkan pada peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi, penguatan cold chain, serta penggunaan teknologi modern seperti perbenihan modern, aeroponik, mekanisasi, digital farming, hingga smart screen house. Ini menjadi kunci memperkuat daya saing ekspor hortikultura Indonesia,” jelasnya.

Indonesia menargetkan peningkatan ekspor buah tropis, tanaman obat, dan sayuran premium, serta memperkuat substitusi impor bawang putih, bawang merah, dan cabai.

Dukungan Daerah untuk Percepatan HDDAP

Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Dewa Ketut Subawa, menyambut baik pelaksanaan HDDAP yang dinilai sejalan dengan arah pembangunan pertanian Bali.

“Modernisasi lahan diharapkan mampu meningkatkan produksi, kualitas, dan pendapatan petani,” ujarnya.

Perkuat Ketahanan Pangan dan Ekspor Hortikultura

Kementerian Pertanian berharap Pertemuan Teknis Nasional HDDAP Tahun 2025 dapat memperkuat penyelarasan kebijakan sekaligus meningkatkan efektivitas pelaksanaan program di pusat dan daerah. HDDAP diharapkan menjadi pilar utama dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, meningkatkan nilai tambah, serta memperluas pasar ekspor komoditas hortikultura Indonesia.(Im)

1744129950993