SIDOARJO – Mustasyar PBNU KH Maruf Amin memberikan tausiyah kebangsaan kepada peserta Istigasah Kubra yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (28/10/2018).
“Sebelumnya saya menyampaikan salam dari Presiden saat memberangkatkan kirab santri yang minta maaf tidak bisa hadir pada Istigasah, dan saya sampaikan sesuai dengan permintaan kiai, jika beliau bebaskan tol Suramadu secara keseluruhan sebagai hadiah hari santri, Suramadu bukan tol lagi,” katanya saat memberikan tausiah di hadapan ratusan ribu peserta Istigasah.
“22 Oktober, untuk menentukan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) berlanjut atau tidak, semua orang bingung, tetapi Ponpes Tebu Ireng Mbah Hasyim Asyari mengatakan kalau melawan penjajah hukumnya fardhu ain, dan resolusi jihad 22 Oktober 2015 lalu ditetapkan oleh Jokowi sebagai hari santri nasional,” ujarnya.
Ia mengatakan, santri dan kiai menyatakan sikapnya sebelum negara proklamasi, belum merdeka nahdliyin sudah kumandangkan Indonesia negeriku.
“Siapa yang datang mengancam akan berhadapan dengan santri Nahdatul Ulama, begitu terbentuk semangat bela negara semakin kuat,” katanya.
Ia meminta, harus jaga negara ini seperti dulu ulama santri di bawah komando KH Hasyim Asyari mengusir penjajah, sekarang usir orang-orang yang akan hancurkan negara, baik itu namanya sparatisme atau radikalisme maupun terorisme.
“Santri harus kawal agama, tidak akan membiarkan upaya yang akan menghabisi ahlusunnah wal jamaah, harus dikawal sekuat tenaga,” katanya.(Ari)
