BONDOWOSO -Tanaman yang sedang tren di musim pandemi diyakini berkhasiat mencegah kanker, menurunkan kadar gula darah, mengobati penyakit lambung, dan penyakit berbahaya lainya.
Untuk itu para petani yang tergabung dalam Koperasi Produsen Agro Farm Bondowoso ingin meningkatkan perekonomian petani melalui jalan kerjasama pemasaran hasil panen.
Kerjasama dilakukan dengan PT Sido Muncul sebagai perusahaan jamu tradisional dan farmasi dengan menggunakan mesin-mesin mutakhir.
Bak gayung bersambut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) meluncurkan program penguatan rantai pasok usaha mikro komunitas bahan baku jamu.
Peluncuran program itu dilaksanakan di Paseban Alun-alun Raden Bagus Asra (RBA) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Acara itu dihadiri oleh Irwan Bachtiar Rahmat Wakil Bupati Bondowoso, Kepala Diskoperindag, Kepala Dinas Pertanian, UMKM binaan Diskoperindag, petani bahan baku jamu binaan Dinas Pertanian, Bank BRI, dan dari pihak PT Sidomuncul.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Dr. Yulius menerangkan, kunjungan ke Bondowoso dalam rangka meresmikan rantai pasok pengusaha kecil dan pengusaha besar.
“Pengusaha kecil diwakili petani-petani dan pengusaha besarnya diwakili dari PT Sidomuncul,” katanya pada media, Rabu (17/5/2023).
Lebih lanjut Yulius mengatakan, dari hasil produksi usaha kecil di bidang pertanian Bondowoso bisa dijual langsung ke PT Sidomuncul dan bisa dijual ke Koperasi Agrofarm.
Dia menerangkan, di era pemerintahan Presiden Jokowi, Khususnya terkait kebijakan di internal Kemenkop UKM, terdapat 2 kebijakan penting untuk mendorong usaha kecil dan menengah.
Pertama, pemerintah mendorong produk-produk dalam negeri utamanya pertanian agar laku di dunia internasional.
“Kita mendorong produk-produk yang dihasilkan pertanian di setiap daerah itu laku di dunia internasional, baik pangan maupun bahan baku jamu,” ujarnya
Kedua, mendorong koperasi agar menjadi Off taker atau penjamin komoditas dari hasil barang-barang pertanian yang dihasilkan.
“Selama ini petani menjual produknya pada pihak tengkulak yang harganya bukan petani yang menentukan. Jika dijual pada koperasi maka petani yang menentukan, sehingga mereka diuntungkan, karena anggotanya mereka sendiri. Jadi tidak merugikan pada para petani di daerah,” ujarnya.
Selain itu, program dari Kemenkop UKM itu memperkenalkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 6 persen melalui lembaga penyalur salah satunya Bank BRI.
Dia pun berharap, pemerintah daerah agar mendorong UKM yang ada bekerja sama soal modal peningkatan usaha menggunakan KUR.
Bahkan, pemerintah daerah diharapkan mendorong dan memfasilitasi agar rantai pasok antara perusahan besar dengan usaha kecil dapat bekerja sama saling menguntungkan.
“Fokusnya yang dimaksud kerjasama penjualan berupa barang-barang pertanian, dalam hal ini bahan baku jamu. Namun yang lain juga bisa dikawal terkait dengan komoditas unggulan yang ada di Bondowoso,” tukasnya.
Sementara itu Ketua Kopetasi Produsen Agro Farm Fuad Syarif mengatakan bahwa apa yang diupayakan bersama dengan anggotanya sudah membuahkan hasil.
Betapa tidak hari ini ,Rabu 17 Mei 2023 pihaknya sudah bisa melaksanakan pengiriman pertama ke PT Sido Muncul.
“Ia ini pengiriman pertama jenis bahan baku jamu yaitu lempuyang.Setelah berumur satu tahun,”ungkapnya.
Dikatakan bahwa bahan jamu lempuyang ini dikirim sebanyak 1 ton dengan kontrak 5 ton dalam bentuk Simplisia Kering.
“Simplisia kering dengan kadar air
10-12% ,”paparnya.
Dia menyakini bahwa prospek bahan baku jamu di Bomdowoso sangat bagus apa lagi sudah di percaya oleh PT Sido Muncul.
“Jadi petani jangan ragu untuk menanam ,ini sudah terbukti bisa mengirim,”pungkasnya.
Pantauan di lokasi nampak puluhan tenda UMKM dari Bank Jatim yang ditempati beraneka ragam stand hasil UMKM Bondowoso.