Jember – Iwan Kusuma aktivis J-Permataku (Jember Perkumpulan Remaja Pencinta Buku) mengandeng Dinas Perpustakaan dan Arsip (Disperpusip) Jember dalam kegiatan Workshop jurnalisme bagi penulis pemula yang diadakan Dinas Perpustakaan dan Arsip (Disperpusip) Jember .
Menurut Iwan sebagai aktivis reforma pedesaan SD inpers , mengajak anak desa belajar menulis adalah hal yang sangat luarbiasa ,diharapkan nantinya bisa jadi pemimpin desa yang cerdas demi kemajuan desanya.
Dikatakan bahwa remaja desa pakis ini belum ada yang pernah mengikuti pelatihan jurnalistik, makanya mereka dianggap pemula.
“Mereka tergerak untuk melakukan pelatihan ini dengan tujuan agar mereka dapat membuat buku tentang desa mereka,”jelasnya.
Melihat antusiasnya para remaja desa pakis ini Disperpusip mengajak aktivis literasi Prita agar bisa memberi materi mengenai tehknik jurnalitik secara sederhana dan dalam kondisi yang santai agar mudah ditangkap oleh peserta didik.
Membaca dan menulis sangat berpotensi untuk mengembangkan kapasitas literasi, dan di hari minggu ini kegiatan J-Permataku adalah pelatihan Jurnalistik dalam Workshop penulisan yang bertema : ‘’Berkreasi dengan Literasi & Membangun Cikal Bakal Perpustakaan Desa”.
Berada dilokasi dekat dengan alam dan bertemu dengan banyak orang para remaja ini dilatih untuk bisa membaca keadaan sekitar dan dikenalkan dengan kaidah-kaidah jurnalistik.
“Akurasi, artinya seusia dengan keadaan fakta lapangan tidak boleh bohong. Juga harus ada keseimbangan selain dari subyek diri sendiri perlu juga mengadakan konfirmasi dengan pihak lainnya jadi tidak hanya searah saja, dan yang tidak kalah pentingnya adalah kejelasan apa yang akan disampaikan apa yang akan diberitakan,”imbuhnya,Minggu 13/11/2022.
Menurutya,peserta terkesan senang sekali mengikuti pelatihan menulis ini, seperti merasakan hal baru belajar seperti ini, selain dapat pengetahuan baru belajarnya pun sambil bermain .
“Rupanya metode ini dapat merangsang imajinasi dan pikiran mereka untuk menuliskan dalam sebuah kertas tentang apa yang dirasakan dan diamati. Kegiatan belajar Jurnalisme dasar, diawali materi kaidah-kaidah jurnalistik dilanjutkan dengan teknik 5W +1H,”papar politisi PDIP ini.
Awalnya kata Iwan mereka banyak yang mengawali kesulitan, menentukan ide apa yang akan mereka tuliskan. Para remaja ini mengamati sekitar dan menemukan potensi-potensi yang ada di desanya misalnya kondisi hutan, wisata alam, kopi dan produksi durian.
“Semakin lancar imajinasi dan pengalaman yang pernah mereka lakukan membuat penulisanpun menjadi lancar, bahwa ternyata mereka adalah warga desa pakis yang punya keinginan maju dan berkembang,”katamya.
Makanya kata doa kegiatan ini ingin mereka wujudkan dalam bentuk nyata menjadikannya sebuah buku, yang isinya bunga rampai atas tulisan yang sudah mereka buat.
Yang jadi pertanyaan kata Iwan ,Lalu bagaimana anak-anak muda J-Permataku desa Pakis ini membuat buku dari hasil tulisannya, tentu,saja kerja mereka akan tetap didampingi oleh fasilitator dari Disperpusip.
Karena untuk pertamakalinya . Bisa jadi untuk selanjutnya mereka akan berupaya secara mandiri.
Penyusunan tulisan mereka akan disusun menjadi bentuk buku , sedangkan tema buku ‘’ Aku dan Desaku’’. Mestinya akan ada konsekuensi untuk mereka , misalnya berbagi tugas mencari bahan bacaan guna menguatkan literasi mengenai kampung durian, keadaan desa pakis mungkin sejarahnya, apa penyebab desa banyak yang nikah muda dan sebagainya.
Remaja lainnya menyusun naskah buku sesuai dengan tema dan judul bukunya, lalu dilanjutkan dengan kerja editing naskah dan lay out buku.
Ada juga yang bikin cover buku agar tambah menarik minat pembaca mengetahuai isi bukunya, lalu memasuki proses cetak dan penerbitan buku. Dan dilanjutkan dengan launching buku, agar informasi dan pengetahuan yang ada didalamnya bisa tersebar luaskan, karena menjadi bahan perbincangan.
“Semangatnya para remaja J-Permataku desa Pakis karena mereka ingin kerja literasi selama ini menjadi nyata yaitu sebuah buku yang mereka buat sendir.”pungkasnya.
Untuk diketahui keinginan menulis buku tersebut Mimpi anak desa membikin buku Kampung durian Desa Pakis Kecamatan Panti.
Mengingat di setiap hari libur pasti menjadi tempat tujuan wisata, terutama wisata alam.
Banyak anak-anak muda yang mengisi liburanya disana. Wisata kampung durian mulai bebenah dan menyiapkan wahana-wahana untuk memberikan kenyamanan para pengunjungnya.
Ada yang sekedar bersantai , sport menuju air terjun dan ada yang hanya sekedar mencari suasana lain karena kejenuhan selama hari kerja.








