Bondowoso ,Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso lirik prospek ekspor. Salah satunya pisang Cavendish yang merupakan kerjasama pemerintah kabupaten Bondowoso dengan PT GGP yang sejatinya sudah berjalan kini terkendala adanya Covid-19.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso ,Hendri Widotono mengatakan bahwa berdasarkan hasil rapat jarak jauh (zoom meeting), 23 April 2020, pukul 14.00 bersama Jajaran Dinas Pertanian dan Asdep agribisnis Kemenko RI, PT. GGP, Pemda Bener Meriah-Aceh, Dinas Pertanian (Jembrana, Blitar), Direktur Buah Kementan RI, yang membahas materi tindak lanjut Pelaksanaan program Penanaman pisang Cavendish tujuan ekspor.
“Hasil zoom meeting apabila pandemi covid-19 berakhir, rencana penanaman perdana pisang Cavendish akan dilakukan,”ungkapnya melalui sambungan telp,Kamis 7/05/2020.
Dijelaskan bahwa untuk tanam perdana pisang Cavendish direncanakan di Desa Sukowono Kecamatan Pujer pada awal bulan Juli 2020.
Menurut Hendri perluasan penanaman pisang di Jembrana, Blitar, Aceh pada saat ini terkendala pengiriman bibit pisang dari PT. GGP, akibat akses pengiriman logistik oleh ekspedisi yang dibatasi oleh pemerintah tanpa terkecuali untuk Bondowoso yang akan melakukan tanam perdana tidak mungkin memaksakan dalam kondisi pandemi Covid-19.
Hal tersebut kata Hendri melalui beberapa tahapan dimulai dengan inventarisasi lahan, identifikasi calon petani dan pembuatan bibit pisang cavendish yang berasal dari kultur jaringan.
“Sesuai hasil inventarisasi dan identifikasi, kemudian disepakati wilayah Kecamatan Pujer sebagai lokasi tanam perdana pengembangan komoditi hortikultura yang berorientasi ekspor. Sebab, dari segi agroklimat dan ketersediaan lahan sangat memadai,”imbuhnya.
Hendri menyatakan, Bondowoso memilki potensi luar biasa untuk pengembangan hortikultura, termasuk komoditi yang memiliki prospek ekspor seperti pisang Cavendish ini. Karena itu pihaknya kemudian berupaya maksimal agar program pengembangan komoditi pisang Cavendish ini dialokasikan di Kabupaten Bondowoso.
“Hasil inventarisir lahan penanaman pisang Cavendish ini seluas 300 hektar. Bisa saja bertambah menjadi 500 ha mengingat potensi lahan masih tersedia,” katanya.
Mengenai pemasaran hasil pisang cavendis, Hendri menyatakan tidak perlu khawatir, karena pihak PT GGP yang akan menampung hasilnya untuk diekspor, termasuk ke Timur Tengah dan hal tersebut sudah dilakukan dari hasil panen beberapa kabupaten yang ada di Indonesia.
“Ke depan pisang yang dikonsumsi di Tanah Suci nantinya bukan lagi pisang hanya dari Lampung, tetapi pisang Cavendish dari Bondowoso. Kalau selama ini mereka sudah mengenal kopi Gayo, Insya Allah nanti mereka juga akan bisa menikmati pisang yang kita tanam ,” ungkap Hendri optimis.
Dikatakan bahwa menurut Direktur PT Great Giant Food (GGF), Drh Welly Soegiono , buah lokal Indonesia termasuk Bondowoso memiliki prospek ekspor yang sangat baik, karena memang meiliki kualitas dan sepesifikasi baik.
“Diharapkan, dalam setahun atau dua tahun ke depan Kabupaten Bondowoso sudah bisa mengekspor pisang Cavendish.Yang kita tahu selama ini pisang Bondowoso sudah dikirim ke Surabaya,Banyuwangi ini yang harus kita genjot agar berkembang lebih luas dan menjadi sentra produksi pisang Cavendish,yang tentunya akan sangat berdampak pada perekonomian masyarakat,” harapnya.
Hendri menambahkan, jika ini bisa dikembangkan, maka ekspor ke Timur Tengah ditembus.
“Kita mulai dengan skala kecil, tapi mudah-mudahan ini menjadi suatu show untuk melihat suatu contoh peluang usaha baru yang akan membuat masyarakat Bondowoso tertarik menanam pisang Cavendish, tujuannya adalah adanya pertumbuhan ekonomi di pedesaan,” pungkasnya.
Untuk diketahui potensi alam Bondowoso sangatlah cocok untuk pengembangan komoditi holtikultura ,Potensi inilah yang kemudian dilirik investor agribisnis PT Great Giant Food untuk lokasi pengembangan komoditi hortikultura yang berorientasi ekspor. Difasilitasi Kementerian Koordiantor Perekonomian, beberapa waktu lalu Pemerintah Kabupaten Bondowoso menerima kunjungan Tim untuk melakukan survei lahan yang nantinya akan secara resmi menjalin kerjasama dengan investor untuk mengembangkan pisang Cavendish.
Tindak lanjut kerjasama Pemerintah Kabupaten Bondowoso dengan PT Great Giant Food melalui anak perushaan PT Great Giant Pineaple (GGP) yang berpusat di Lampung difasilitasi Kementerian Koordinasi Perekonomian ini meliputi pengembangan komoditi hortikultura berorientasi ekspor, khususnya komoditi pisang Cavendish.
Jenis pisang ini merupakan tanaman tropis yang mempunyai daya adaptasi sampai ketinggian di bawah 1.600 mdpl, dapat ditanam pada kondisi suhu udara rata-rata 27 sampai 36 derajat Celcius. Memiliki performance yang menarik dengan aroma dan rasa yang khas, membuat pisang Cavendis menjadi komoditi buah lokal yang sangat diminati pasar ekpor.
Sebuah keberuntungan tentunya bagi kabupaten Bondowoso yang memiliki beberapa wilayah Dataran Tinggi dan menjadi lokasi pilot project kerjasama dengan PT GGP melalui program Creating Share Value ini.
Creating Share Value ini melibatkan kelompok tani di wilayah atas dasar pemberdayaan dan saling menguntungkan. Program pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor ini merupakan wujut nyata upaya mendorong pengembangan produk lokal berdaya saing global. Kabupaten Bondowoso dinilai layak dan memenuhi syarat serta memiliki potensi untuk melaksakan program tersebut.







