Banyuwangi – Kota ujung timur Pulau Jawa yaitu Kabupaten Banyuwangi pernah dinobatkan sebagai kota festival terbaik di Indonesia.
Namun dengan adanya pandemi Covid19 maka event atau kegiatan yang ada di Banyuwangi sempat terhenti di tahun 2020, lalu pasca pandemi Covid19 akhirnya kembali di selenggarakan.
Salah satunya yang diselenggarakan adalah Festival ( BCE ) Banyuwangi Culture Every Week. Yang mana Banyuwangi Culture Every Week ini digelar di setiap Sabtu sore.
Penampilan tersebut di tiap minggunya ditampilkan secara bergiliran oleh pelajar dari masing-masing sekolah di Kabupaten Banyuwangi.
Kali ini BCE ( Banyuwangi Culture Every Week ) digelar di halaman SMPN 1 Gambiran yang menampilkan kreasi seni tari etnich Banyuwangi melibatkan siswa-siswi mulai dari SD, SMP dan SMA/SMK yang ada di Kecamatan Gambiran. Untuk siswa-siswi SMPN 1 Gambiran menampilkan Gandrung Marsan dan jaranan SMPN 1 Gambiran, Sabtu, 30/10/2021.
Banyuwangi Culture Every Week ( BCE ) digelar dengan tujuan meningkatkan bakat seni tari etnich Banyuwangi atau kreasi baru di tingkat SD, SMP, SMA/SMK.
Hadir dalam acara BCE yaitu, Perwakilan Dinas Pendidikan Banyuwangi, Plt Budi Camat Gambiran, inf Ketut Supranata Danramil 0825/06 serta pendamping dari masing-masing sekolah.
Acara berlangsung berjalan dengan lancar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Dalam sambutannya Sugeng Hariyadi, Kepala SMPN 1 Gambiran memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Banyuwangi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang terus bersinergi dalam membangkitkan festival tahunan pasca pandemi Covid19.
Masih Sugeng Hariyadi, Kepala SMPN 1 Gambiran,” Panggung BCE ini benar-benar berkelanjutan guna meningkatkan pengembangan bakat pada anak asli Banyuwangi, sebagai destinasi wisata yang dipamerkan ke luar daerah, baik tourism domestik ataupun tourism mancanegara,” tuturnya.
Salah satu daya tarik Banyuwangi adalah penampilan seni budaya asli daerah. Ketika para wisatawan berkunjung ke tempat-tempat dan disuguhi seni budaya Banyuwangi, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat Banyuwangi.
Sugeng juga berpesan,” agar adik-adik pelajar terus mempertahankan budaya asli adat ketimuran penuh kesopanan serta berkepribadian dalam kebudayaan. Itu menampilkan kaidah tanpa merusak ajaran agama. Karena pendidikan yang paling utama, pendidikan di dalam rumah tangga,” jelentrehnya.
Sementara Nuraji, Pendamping seni tari SDN 2 Jajag menyampaikan,” Festival ini mengandung konsolidasi budaya karena kegiatan berbasis kecamatan agar anak-anak lebih mencintai dan melestarikan agar budaya Banyuwangi tidak punah serta konsolidasi wisata dan pembangunan sumberdaya manusia,” katanya.(reny)