Filosofi Gandrung Banyuwangi

tapalkudamedia.com , Banyuwangi – Gandrung merupakan kesenian tari tradisional asli Banyuwangi, sebuah kota yang berada di bagian ujung Jawa Timur. Gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan.

Konon menurut sejumlah sumber, kelahiran Gandrung ditujukan untuk menghibur para pembabat hutan, mengiringi upacara minta selamat, berkaitan dengan pembabatan hutan yang angker.

Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20.

Tari gandrung juga merupakan sebuah ritual yang ditujukan untuk mengungkapkan kekaguman masyarakat Banyuwangi pada Dewi Sri, seorang dewi yang dalam mitologi Hindu Jawa Kuno dianggap sebagai Dewi Padi atau Dewi kesejahteraan yang telah memberikan hasil panen berlimpah pada masyarakat.

Busana penari gandrung terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka.

Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.

Penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi.

Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu memakai kaos kaki putih dalam setiap pertunjukannya.

Properti paling utama dalam tari gandrung ada 2, yaitu selendang (sampur) dan kipas. Di masa silam, kipas yang digunakan berjumlah 2 dan dipegang di tangan kiri dan kanan. Namun, setelah mengalami beberapa arasemen seringkali tarian ini hanya dilengkapi dengan 1 kipas saja, itupun hanya digunakan pada bagian tertentu dalam tarian.

Related posts

Wujudkan Semangat Kurikulum Merdeka Dinas Pendidikan Bondowoso Gelar Festival Seni

110 Karisma Event Nusantara Salah Satunya Gandrung Sewu

Eksotis Pantai Teluk Asmara, Spot Camping yang Asyik