Hairul Anam mengatakan masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS) di 1.500 TPS tersebar, telah dipersipakan alat bantu coblos itu. Demi kemudahan difabel untuk turut serta berpartisipasi.
“Alat itu nanti dilampirkan di kertas suara pada saat difabel, khususnya tuna netra masuk kedalam TPS. Alat itu namanya template,” kata Anam, dikantor KPU, Jumat (22/6).
Pada waktu pencoblosan menurut Anam ,yang akan dilakukan oleh difabel sama dengan masyarakat umum lainnya. Tidak ada waktu berbeda yang mengkhususkan difabel dalam proses pelaksanaan pencoblosan.Waktu akhir, hanya dikhususkan untuk pemilih tambahan atau pun pindah pilih.
“Perlakukannya sama dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) lainnya. Untuk waktu akhir, hanya bagi pemilih tambahan atau pindah pilih,” ujar Anam.
Anam menegaskan, sejak dari awal pihak KPU telah berkomitmen untuk mensukseskan Pilkada akses. Pilkada akses, adalah pilkada yang memberikan kemudahan kepada difabel. Baik dalam memberikan informasi kepada difabel pada tahapan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak KPU, maupun pada proses pelaksanaan dengan menyediakan alat bantu.
” Dalam pelayanan, kita tetap memprioritaskan mereka. Braile akan membantu mempermudah dan mempercepat tuna netra memilih,” terangnya.
Tekhnis pencoblosan bagi difabel Kata Anam bisa dibantu oleh keluarga pada saat masuk kedalam TPS. Selain itu, petugas disetiap TPS, sudah diintruksikan oleh KPU membantu difabel untuk mempermudah. Sehingga, difabel bisa menyalurkan haknya, untuk memilih. Baik calon Bupati dan wakil, maupun calon Gubenur Jawa Timur.
Pihak KPU menjadwalkan pemilihan pada tanggal 27 Juni (bulan) ini. Semua proses persiapan seperti pengiriman logistik, telah dilakukan oleh KPU.
KPU menargetkan tingkat kehadiran pemilih lebih tinggi jika dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya. Target itu, mencapai 77,5 persen sesuai dengan inturksi KPU pusat kepada KPU disemua daerah yang menggelar Pilkada serentak.(tim/KPU)