Bondowoso – Bupati Bondowoso, KH. Abdul Hamid Wahid, didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Fathur Rozi, meresmikan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso yang berlokasi di Desa Pakauman, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Peresmian ini dikemas dalam kegiatan Megalit Fest dengan tema “Merajut Budaya, Menyambung Peradaban.”
Bupati KH. Abdul Hamid Wahid menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa kehadiran Museum Terbuka Megalitik Bondowoso menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya di Kabupaten Bondowoso.
“Karena atas rahmat dan izin-Nya, hari ini kita dapat bersama-sama menghadiri Megalit Fest sekaligus menyaksikan peresmian Museum Terbuka Megalitik Bondowoso. Ini menjadi langkah penting dalam memperkenalkan kekayaan situs megalitik Bondowoso kepada generasi muda, mulai dari tingkat SD hingga SMA,” ujarnya.
Menurut Bupati, museum tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah, tetapi juga sebagai sarana edukasi yang menyenangkan dan bermakna bagi masyarakat. Ia berharap kehadiran museum ini mampu menumbuhkan rasa cinta budaya dan kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan leluhur.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bondowoso, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berperan, termasuk jajaran pemerintah, pegiat budaya, pelaku seni, juru pelihara situs, serta seluruh masyarakat yang tanpa lelah menjaga peninggalan megalitik di tanah kita tercinta ini,” tutur Bupati.
Lebih lanjut, KH. Abdul Hamid Wahid menegaskan bahwa penetapan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso bukanlah akhir dari proses, melainkan awal dari perjalanan baru untuk menjadikan museum ini lebih hidup, interaktif, dan relevan bagi masyarakat luas.
“Mari kita bersama-sama menjadikan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso sebagai simbol kebanggaan daerah, pusat edukasi bagi generasi muda, serta sumber inspirasi dalam pelestarian warisan budaya Indonesia, bahkan dunia,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, semangat kegiatan ini sejalan dengan visi “Culture for the Future” yang dicanangkan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
“Kebudayaan bukan hanya sekadar warisan masa lampau, tetapi sumber inspirasi dan kekuatan untuk membangun Bondowoso yang Berkah, Berkualitas, Akseleratif, dan Holistik,” pungkasnya.








