FeaturedLensa Nusantara

Patola dan Apem Kuah Jadi Primadona Kudapan Khas Buka Puasa di Wilayah Tapal Kuda

Screenshot_2024-04-05-09-17-02-02_99c04817c0de5652397fc8b56c3b3817

Jajanan Patola dam apem kuah tentu sangat dikenal dan barangkali sangat ditunggu-tunggu warga di wilayah tapal kuda. Maklumlah, Patola dan apem kuah adalah jajanan yang biasanya muncul saat bulan Ramadan.

6728ecd88ab74cb1b023609657811a20
IMG-20240425-WA0040

Dua jajanan yang menjadi sajian untuk berbuka puasa tersebut, paling digemari masyarakat diwilayah tapal kuda.

Pembuatan Patola cukup sederhana, yakni mulai dari adonan berbahan baku tepung beras lalu dicetak menggunakan cetakan yang dilubangi kecil-kecil, lalu cetakan tersebut ditekan dengan cara didorong sehingga muncul bulir kecil seperti mi.

iklan dalam

Selanjutnya, adonan yang sudah dicetak tersebut dikukus menggunakan dandang besar. Adapun cara menikmatinya biasanya dicampurkan dengan kuah santan dan gula.

Demikian halnya dengan apem kuah, juga tebuat dari tepung beras setelah diuleni dengan santan dicetak langsung ke cetakan . Saat bulan Ramadhan, patola dan apem kuah tersebut menjadi primadona kuliner yang ditunggu-tunggu, karena hanya dibuatnya saat bulan puasa seperti sekarang ini.

Sementara itu, meski tidak ada catatan khusus sejak kapan patola dan apem kuah mulai diproduksi dan menjadi jajanan khas dibulan Ramadhan , namun beberapa alat yang digunakan seperti cetakan dan dandang untuk membuat patola merupakan warisan turun temurun dari orang tuanya yang khusus digunakan untuk membuat Patola termasuk juga cetakan apem masih juga banyak yang mengunakan gerbah karena dipercaya rasanya lebih enak.

Setiap Ramadhan tak sulit mendapatkan jajanan ini , baik dibazar yang memang menyediakan kudapan Buka Puasa atau disepanjang jalan banyak sekali pedagang yang menyiapkan dua kudapan khas ini.

Salah satu pembuat jajanan patola adalah Istifala (51). Warga Lingkungan Kaliasin RT 04 RW 03, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi tersebut menceritakan, saat bulan Ramadhan, patola tersebut menjadi primadona kuliner yang ditunggu-tunggu, karena hanya dibuatnya saat bulan puasa seperti sekarang ini.

Halaman rumahnya pun disulap menjadi dapur produksi. Setiap hari pembuatan patola menghabiskan bahan baku tepung beras hingga 40 kilogram, dan perlembar daun pisang patola dijual seharga Rp 5 ribu. Dalam sehari mampu menghasilkan omset sekitar Rp 950 ribu.

IMG-20240429-WA0000
67f1cfdb785348099fb80d095209944c

Related posts

6 Pelaku Illegal Logging di Banyuwangi Diciduk Polisi

DANDIM 0822/BONDOWOSO PIMPIN APEL GABUNGAN PASCA BENCANA ALAM BANJIR BANDANG IJEN

Bupati Pimpin Apel Besar, Kesiapan Linmas pada Pemilu 2019

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih