Jember Hanya berselang lima jam setelah peristiwa, jajaran Resmob Polres Jember yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Patrang AKP Mahrobi Hasan berhasil menangkap tersangka pembunuhan yang terjadi di jalan Srikoyo, Lingkungan Patrang Tengah, Kelurahan/Kecamatan Patrang.
Tersangka pembunuhan yang bernama Bambang (45) warga Kelurahan Baratan, setempat berhasil ditangkap saat akan naik angkutan kota (angkot) Lyn di Kawasan Desa Baratan.
“Kapolsek sendiri yang menangkap, disanggong dan tersangka ditangkap sebelum naik angkutan umum,” kata Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, Kamis siang (25/4).
Penangkapan terhadap tersangka di Kawasan Desa Baratan, tepatnya sebelah SPBU. “Kami menangkap tersangka selang waktunya 5 jam dari kejadian pembunuhan itu,” jelasnya.
Lebih jauh Kusworo menyampaikan, barang bukti mata pisau yang digunakan tersangka sudah ditemukan dan menyangkut di pohon belakang rumah korban. “Kemudian baju yang ada darah korban kita cocokan dengan tes DNA, dan juga sandal yang ada bercak darah,” katanya.
Sebagaimana diinformasikan sebelumnya pembunuhan yang diduga karena motif asmara dan perselingkuhan di Jalan Srikoyo, Lingkungan Patrang Tengah, Kelurahan/Kecamatan Patrang, menggemparkan warga dan tidak diduga istri korban.
Pasalnya, korban Dadak Priyanto (58) dan tersangka Bambang (45) warga Kelurahan Baratan, Kecamatan setempat, merupakan teman akrab.
Bahkan, tersangka sering berkunjung ke rumah korban untuk menjalin tali silaturrahmi. Beberapa kali tersangka yang berprofesi sebagai sopir bus antar kota ini sering menginap di rumah korban. Namun, istri korban tidak tahu percekcokan apa yang menjadi penyebab pembunuhan itu.
“Saya tidak tahu apa masalahnya, tiba-tiba mendengar dan melihat suami dan Bambang itu berkelahi,” kata istri korban Diah Suparwati (59) saat dikonfirmasi dengan menangis histeris, Kamis (25/4)
Diah pun terkejut, saat pergulatan itu terjadi, melihat Bambang membawa sebilah pisau. Sementara korban hanya tangan kosong. “Suami saya berusaha menendang Bambang, tetapi dibalas juga dengan menyabet pisau dengan membabi buta,” katanya.
Kemudian pisau itu patah, dan mengambil pisau dapur lainnya milik korban yang berada di atas meja. “Lanjut disabetkan pisau itu ke suami saya. Karena takut dan khawatir, saya berusaha mau melerai. Tapi dilarang, dan suami saya minta agar memanggil tetangga untuk melerai,” katanya.
Diah pun berlari keluar mencari pertolongan. Namun karena pelaku membawa pisau, tetangga korban takut masuk ke dalam rumah. “Tetangga takut masuk rumah. Hanya saya sendirian yang masuk dan mendapati suami saya bersimbah darah dan sudah meninggal dunia,” kata Diah dengan kembali terisak.







