BEKASIĀ – Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, sejatinya diisi dengan berbagai kegiatan positif yang mengandung nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air. Namun yang terjadi berikut ini justru sebaliknya.
Miris memang, disaat media massa menggembar-gemborkan perihal korban tewas akibat miras oplosan yang terus berjatuhan, hal tersebut nyatanya tak menjadi penghalang bagi para pecandu untuk terus mengkonsumsi minuman beralkohol yang tak memiliki standar ukur tersebut.
Ketua Fraksi PPP DPRD Kota Bekasi, Muhammad Said mengatakan, 4 korban yakni berinisial R, O, C dan B merupakan warga di sekitar kediaman Said di RT 01 RW 13, Kelurahan Kranji, Bekasi Barat.
“Lokasinya di perbatasan RW saya, tepatnya di lapangan belakang rumah saya. Ada 4 orang yang meninggal, warga Kranji semua,” katanya saat dihubungi Okezone melalui seluler, Jumat (1/6/2018). Menurutnya, seluruh korban tewas bergantian di hari yang berbeda.
“Korban meninggal beda-beda harinya. Ada yang meninggal di TKP, sisanya menyusul bergantian di rumah sakit,” ujarnya.
Ia pun berharap masyarakat dapat lebih mawas diri terhadap bahaya miras oplosan dan peredarannya di lingkungan masing-masing. Selain itu, pihak kepolisian agar lebih berinteraksi dengan warga terkait pencegahan miras oplosan yang sudah merenggut banyak korban tewas.
“Kepolisian terutama Bimaspol dan polisi RW lebih intens komunikasi ke masyarakat. Masyarakat juga lebih memantau peredaran miras oplosan di lingkungan masing-masing,” imbuhnya.
Masih di wilayah yang sama, S (29) dan Y (41) juga meregang nyawa usai mengkonsumsi miras oplosan bersama dua rekannya Yusuf (33) dan Feri (31). S meninggal dunia di Rumah Sakit Ananda, sementara Y meninggal di RSUD dr Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi.
Yusuf (33), rekan korban yang berhasil selamat menjelaskan kronologis peristiwa yang merenggut nyawa dua rekannya tersebut. Awalnya ia bersama SH, YE dan Feri (31) yang juga korban selamat, menenggak miras oplosan pada Senin (28/5/2018). Keempatnya diketahui berprofesi sebagai juru parkir.
Yusuf mengaku, miras tersebut dibeli dari penjual di daerah Kalibaru, Medan Satria, yang biasa menjadi langganan mereka. Usai membeli, ginseng tersebut kemudian dicampur dengan minuman soda. Namun saat diminum, miras tersebut memiliki rasa berbeda dari biasanya.
“Waktu itu saya merasa kok ada yang beda. Saya langsung berhenti minum, tidak mau lanjut. Feri juga sama ikut berhenti. Tapi YE sama SH terus lanjut,” kata Yusuf di hadapan wartawan.