Surabaya – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan sebatas rutinitas atau seremonial belaka.Namun ada nilai yang sangat penting di dalamnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, 12 Robiul Awwal 1445 H yang merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dijelaskan bahwa ada tiga motivasi yang bisa dirasakan ketika memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Pertama, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan upaya sebagai muslim untuk meneladani akhlak dan perilaku Rasulullah SAW.
Menurutnya ,Sosok Nabi Muhammad, banyak diceritakan di berbagai literatur baik sebelum maupun sesudah diangkat menjadi utusan Allah. Saat peringatan Maulid Nabi, banyak makna yang dapat diambil untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
”Misalnya terkait 4 sifat terpuji yang dimiliki Nabi Muhammad SAW yakni shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah,” jelasnya di Gedung Negara Grahadi, Kamis 28/9/2023.
Kemudian kata Khofifah adalah aspek kemandirian di mana Rasulullah SAW sudah mulai belajar berdagang pada usia 12 tahun. Nabi pun memiliki kemandirian secara ekonomi dan sarat kemampuan dalam berniaga.
Dalam situasi saat ini kata Khofifah , seorang muslim hendaknya memiliki kemandirian ekonomi agar tidak bergantung pada orang lain dan dapat membantu sesama muslim lain.

Motivasi kedua, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah mengenang sejarah perjuangan Rasulullah dalam menyampaikan ajaran dan wahyu Allah SWT. Rasulullah harus melewati berbagai ancaman, cemooh, serta banyak tantangan lain yang juga datang dari keluarga dan masyarakat.
Kofifah memaparkan bahwa tidak pernah mengenal kata menyerah. Sebaliknya, semua cobaan itu dihadapi Nabi SAW dengan hati lapang, sabar dan tabah tanpa berpikir untuk membalas cacian dan cemoohan itu.
Dikatakan bahwa Rasulullah SAW, menunjukkan sikap santun sehingga menunjukkan Islam sebagai agama yang memanusiakan manusia. Islam sebagai agama yang memberi kedamaian.
Langkah itu kata Khofifah memunculkan rasa penghormatan, trust, respect, dan kemudian memunculkan understanding atau pemahaman.
Khofifah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW merupakan pribadi yang menjunjung tinggi sikap kepedulian dan sayang terhadap umat. Rasulullah SAW juga sangat menyayangi anak-anak yatim.
”Sebagai muslim, apa yang dicontohkan nabi Muhammad SAW tersebut hendaknya menjadi pelecut kita untuk terus berusaha tanpa mengenal kata menyerah dan putus asa dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan hidup,” tegasnya.
Ditegaskan bahwa ,dalam konteks berbangsa dan bernegara yang penuh keberagaman, seorang muslim harus mengedepankan toleransi, saling menghormati dan menghargai perbedaan, baik antar individu maupun kelompok, untuk menghadirkan perdamaian, persatuan, dan kesatuan dalam keberagaman.
“Motivasi lain, adalah bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah bentuk syukur kepada Allah SWT. Kelahiran Rasulullah SAW merupakan tanda awal Allah mengirim sosok manusia mulia yang akan menjadi pemimpin sekaligus menyelamatkan umat,”ungkapnya.
Dipaparkan ,Rasulullah SAW, masyarakat Makkah dikenal dengan zaman jahiliyah atau zaman kebodohan. Kala itu, perilaku manusia tidak menunjukkan kearifan dan akhlak yang baik. Defiasi sosial terjadi. Semua berubah ketika Rasulullah hadir membawa kebaikan dan menyempurnakan akhlak.
”Tiga motivasi tersebut memiliki nilai-nilai yang patut menjadi panutan. Memang, tidak ada manusia yang bisa menyerupai Rasulullah SAW, namun kita semua bisa meneladani sifat dan karakter Rasulullah tersebut meskipun tentu sebatas kemampuan kita sehingga kita dapat membangun karakter pribadi yang kuat dan menjadi orang yang lebih baik,” pungkasnya.