Surabaya – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta semua pihak untuk membangun kesadaran masyarakat untuk dapat mencegah bunuh diri. Menurutnya, pencegahan bunuh diri dapat dilakukan dari lingkungan terkecil. Misalnya, meningkatkan ketahanan keluarga dan kepedulian antar sesama.
“Mari tingkatkan kepedulian kepada saudara-saudara di lingkungan sekitar kita jika menunjukkan gejala depresi dan membantu mereka untuk segera mendapatkan pertolongan,” jelas Khofifah pada Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia Tahun 2023 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (10/9/2023).
Khofifah berharap, masyarakat yang merasa memiliki keresahan untuk lebih berani meminta pertolongan. Ini penting, mengingat semakin meningkatnya kasus bunuh diri.
Untuk itu, melihat maraknya kasus bunuh diri yang terjadi, Khofifah juga mengingatkan pentingnya kesehatan mental. Terlebih, kesehatan mental merupakan salah satu faktor utama kasus bunuh diri yang masih marak terjadi.

Bahkan, kata Khofifah, gangguan kesehatan mental juga mengancam anak-anak. Dicontohkan, kasus bunuh diri akibat perundungan yang terjadi di sekolah-sekolah. Hal tersebut menandakan pentingnya peran guru, teman serta orang di sekitar untuk lebih peka atau aware atas kondisi satu sama lain.
“Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat, bisa melalui tingkat Kelurahan/RW/RT hingga lembaga pendidikan, untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki pikiran terbuka terhadap kesehatan mental,” ungkapnya.
Tak hanya itu, menurut Khofifah, keluarga punya peran besar terhadap upaya mencegah seseorang lakukan bunuh diri. Hal yang dapat dilakukan yaitu saling membina hubungan erat, memberi perhatian penuh, mendengarkan cerita serta menghargai perasaan untuk memahami emosi antar anggota keluarga.
“Keluarga sangat menentukan proses tumbuh kembang psikologis anggota keluarganya. Keluarga menjadi faktor penting ketahanan kesehatan jiwa. Sehingga keluarga merupakan pendukung utama dalam upaya pencegahan bunuh diri,” jelasnya.
Khofifah juga mengingatkan akan pentingnya penguatan secara spiritual. Pondasi sebagai seorang umat beragama menjadi kunci utama seseorang untuk sehat secara mental.
“Kekuatan spiritualitas, pemahaman penuh atas keyakinan yang dianut, tentu jadi landasan seseorang dalam bertindak dan bersikap. Sehingga, ketika menghadapi masalah tidak akan gegabah dalam mengambil tindakan,” pungkasnya.