Bondowoso – Merpati dipercaya sebagai simbol damai dan kesetiaan ,kemerdekaan. Simbol tersebut mewakili sebuah tradisi unik di Desa Gubrih,Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso.
Kepala Desa Gubrih Abdul Bari mengatakan bahwa Tota’an Merpati ini merupakan sebuah tradisi turun temurun masyarakat Gubrih.
“Tradisi ini dikhususkan bagi kalangan masyarakat pecinta burung merpati. Mereka berkumpul dan menjadikan acara ini sebagai sarana merekatkan persaudaraan,meskipun begitu banyak perbedaan,” ungkapnya saat acara Tota’an Merpati dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke 78 didesa yang dipimpinnya ,Sabtu 19/08/2023.
Tradisi unik tahunan ini diharapkan mampu dilestarikan oleh masyarakat mengingat filosofinya tentang kemerdekaan dan kesetiaan serta perdamian sangat baik diterapkan di masyarakat.

“Filosofinya dengan melepas 2023 merpati karena kemerdekaan RI ke 78 ini bertepatan dengan tahun 2023,sebagai simbol kerdekaan maka dilepaslah merpati yang nantinya pulang kerumah pemiliknya sebagai tanda kesetiaan,”paparnya.
Dalam acara ini, para penggemar burung merpati saling bertukar informasi seputar perawatan burung, sembari memberi makan unggas kesayangannya.
Ada juga arisan dan pengocokan undian meski hadiah yang tak terlampau mewah. Tak jelas juga apa makna kata Tota’an.
“Pesertanya dari masyarakat sekitar ,bahkan juga dari luar kecamatan Wringin Jumlah merpati bisa mencapai ribuan ekor,”pungkasnya.
Setiap burung dara yang hadir dalam acara itu Tota’an diÂdandani dengan berbagai pernik. Ada pita warna-warni termasuk sangkarnya berhiaskan merah putih