FeaturedPertanianPolitik & Pemerintahan

Dinas Pertanian Blitar dan Kosultan Pendidikan Belanda Akan Replikasi Keberhasilan Pengembangan Pertanian Organik dari Bondowoso

Screenshot_2023-05-06-20-08-21-32_c0d35d5c8ea536686f7fb1c9f2f8f274

Dinas Pertanian Blitar dan Kosultan Pendidikan Belanda
Mereplikasi Keberhasilan Pengembangan Pertanian Organik di Bondowoso
BONDOWOSO- Dinas Pertanian Blitar dan Kosultan Pendidikan Belanda Pelajari Pertanian Organik di Bondowoso.Hal itu dilakukan karena dianggap Bondowoso
berhasilan tentang pengelolaan pertanian organik oleh Gapoktan Al Barokah, di Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari.
Tak sedikit kabupaten lain berdatangan untuk melakukan studi tiru. Bahkan, beberapa tamu dari manca negara pun datang untuk mengetahui secara langsung, manajemen pertanian organik di Republik Kopi ini.
Tanpa terkecuali rombongan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar dan rombongan dari Belanda, datang langsung melakukan dialog, melihat lahan-lahan pertanian organik, hingga melihat proses produksi beras organik di Gapoktan Al Barokah.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Blitar, Ir. Wawan Widianto, mengatakan, kedatangannya untuk mereplikasi keberhasilan pengembangan pertanian organik di Bondowoso ke wilayahnya. Karena saat ini di Kabupaten Blitar tengah mengembangkan padi organik.
Menurutnya ada beberapa kegiatan positif yang diterapkan di Bondowoso dalam upayanya mengerjakan pertanian organik. Seperti, sinergitas antar Organisasi Perangkat Daerah.
“Lintas dinas di Pemkab saling mendukung. Contohnya, Dinas PUPR di Bondowoso tadi mendukung irigasinya, jalan usaha tani, dan dinas-dinas lainnya,”ungkapnya, Rabu (13/11/2019).
Dikatakan Wawan, bahwa di Gapoktan Al Barokah ini juga dibantu oleh Dinas Perdagangan untuk merambah pasarnya. Hal-hal semacam ini, katanya, belum dilakukan di wilayahnya.
Termasuk pula, pengelolaan dan budidaya pertanian organik Bondowoso yang tiap tahunnya selalu ada pengembangan luasan lahan.
Winarto, Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Bondowoso, mengatakan, bahwa pertemuan ini merupakan bentuk saling sharing. Sehingga, selain Blitar yang melakukan studi tiru, Bondowoso pun belajar dari Blitar.
“Ada sisi positifnya, karena ini kan sharing sebenarnya. Jadi bukan semata-mata studi tiru disini, tapi di Blitar melangkah sejauh mana juga,”jelasnya.
Molyadi, Ketua Gapoktan Al Barokah, berharap sharing ini bisa bermanfaat untuk Blitar maupun Bondowoso sendiri.
Pertanian organik ini menurutnya bukan hanya baik untuk kesehatan tanah, dan efisiensi terhadap biaya pertanian. Melainkan juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Mulai dari pemanfaatan kotoran ternak warga, hingga mampu mempekerjakan warga sekitar hingga 45 orang dalam satu hektar lahan. Belum lagi, hasil pertanian yang diklaimnya lebih tinggi dari pertanian non organik.
” Ini mudah-mudahan bermanfaat, jadi kalau pun ini direplikasi kabupaten lain ya mudah-mudahan bisa memajukan pertanian Indonesia,”imbuhnya.
Progress pengembangan pertanian organik di wilayahnya, Molyadi menjelaskan bahwa saat ini sudah ada 125 hektar lahan yang sudah bersertifikat nasional, dan sekitar 20 hektar diantaranya juga sudah mengantongi sertifikat internasional.
Luasan tersebut, per hektar lahan bisa memproduksi 6 ton gabah KS, yang jika dikonversi menjadi beras bisa mencapai 4 ton per hektar.
“Alhamdulillah, permintaan pasar disini sangat tinggi. Bahkan, kita seringnya indent ini permintaan dari luar kota ke kita,”katanya.
Ada enam kelompok tani di bawah naungan Gapoktan Al Barokah yang tengah re-sertifikasi nasional secara mandiri terhadap sekitar 20 hektar lahan masing-masing. Artinya, semua biaya sertifikasi ditanggung dari hasil produksi pertanian organiknya.
Ditempat yang sama dua warga negara asing asal Belanda yang merupakan Konsultan Pendidikan berbasis pertanian berkunjung ke Gapoktan Al Barokah untuk mempelajari tentang budidaya, dan pengelolaan panen, serta manajemen pertanian organik. Selanjutnya, hasil kunjungan ini akan digunakan untuk menguji kapasitas kemampuan belajar guru yang mengajar manajemen pertanian serta menjadi studi bagi siswa di SMK Negeri 5 Jember, dan SMK Pertanian di Subang, Jawa Barat.

png_20230826_231331_0000
1_20230902_093046_0000
1_20230902_113303_0000
2_20230902_140759_0001
1_20230902_124059_0000
1_20230906_204843_0000
1_20230906_214106_0000
1_20230907_080107_0000
1_20230907_073136_0000
1_20230907_123726_0000
1_20230907_175640_0000
1_20230907_210905_0000
Biru Putih Modern Hiking Sampul Majalah_20230908_094730_0000
Abu-abu Hitam Modern Budaya Indonesia Sampul Majalah_20230908_104158_0000
1_20230912_213306_0000
1_20230912_223829_0000
1_20230913_172900_0000
Oranye Gradasi Minimalis Seminar Bisnis Poster_20230913_212856_0000
1_20230913_223156_0000
Red and White Modern Strategies For Customer Loyalty Webinar Event Poster_20230915_145501_0000
Salinan dari Red and White Modern Strategies For Customer Loyalty Webinar Event Poster_20230915_154041_0000

Related posts

Hendri Widotono : Singkronisasi Lahan untuk Mempemudah Pelaksanaan Program Berkelanjutan

Status FB 'Ayo Situbondo Gempa Lagi ' Menuai Protes Netizen

Mengenang Masa Lalu, Membangun Masa Depan Untuk Mewujudkan Bondowoso Melesat Jadi Tema HUT KORPR ke 48 di Bondowoso

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih