FeaturedPariwisata & Budaya

Gandrung Banyuwangi Ucapan Syukur Pasca Panen

Screenshot_2023-05-06-20-08-21-32_c0d35d5c8ea536686f7fb1c9f2f8f274

Tarian ini di bawakan sebagai ucapan syukur masyarakan pasca panen dan dibawakan dengan iringan instrumen tradisional khas Jawa dan Bali. Tarian ini di bawakan oleh sepasang penari, yaitu penari perempuan sebagai penari utama atau penari gandrung, dan laki-laki yang biasa langsung di ajak menari, biasa disebut sebagai paju.

Pada perkembangannya tari Gandrung tidak hanya dilakukan berdua namun dilakukan secara masal dalam gelaran acara Gandrung Sewu. Seribu lebih penari Gandrung menari di tepi Pantai Boom, yang sudah menjadi agenda tahunan di bumi Blambangan.

png_20230328_031444_0000
png_20230328_032106_0000
png_20230328_035416_0000
png_20230328_040107_0000
png_20230328_002316_0000

Gandrung sewu artinya event budaya yg digelar setiap tahun pada rangkaian Banyuwangi Festival. Pertunjukkan tari kolosal ini sudah menjadi galat satu even budaya daerah yg paling dinantikan-tunggu oleh para wisatawan.

Pada awalnya Gandrung Sewu digelar untuk mengenalkan kemegahan budaya Banyuwangi ke khalayak luas. Kini  Gandrung Sewu sudah berubah menjadi menjadi satu ikon pariwisata favorit Banyuwangi yg sangat dinanti oleh masyarakat luas.

iklan dalam

Event Gandrung Sewu,  selama ini memperkuat posisi Banyuwangi dalam peta persaingan pariwisata di Indonesia. Pantai menjadi salah satu destinasi wisata alam andalan pada Banyuwangi. Lewat event ini, menjual event budaya sekaligus destinasi alam. Gandrung Sewu terbukti sudah menjadi daya tarik pariwisata Banyuwangi.

Ditilik dari asal-usulnya, Tari Gandrung sudah lama dikenal masyarakat Banyuwangi. Tampak dari pakaiannya, Tari Gandrung banyak dipengaruhi budaya Bali semasa Kerajaan Blambangan.

Kerajaan Blambangan sendiri berdiri pada abad ke-16 yang merupakan kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa. Kerajaan itu berpusat di ujung Pulau Jawa.

Tari Gandrung adalah khas Banyuwangi yang merupakan perwujudan rasa syukur masyarakat setelah panen. Pada mulanya tarian ini adalah bentuk syukur kepada Dewi Sri atau Dewi Padi. Gandrung juga berarti ‘yang disenangi atau digandrungi’ sehingga tarian ini mengungkapkan suka cita.

Menurut tulisan Scholte tahun 1927, Tari Gandrung mulanya ditarikan oleh pria yang berdandan seperti wanita. Instrumen utama tarian ini adalah gendang atau gamelan khas Osing.

Ketika agama Islam masuk wilayah Blambangan, penari Gandrung laki-laki mulai perlahan hilang. Ini karena dalam ajaran Islam, pria tak boleh berpakaian wanita.

png_20230826_231331_0000
2_20230902_140759_0001
1_20230902_124059_0000
1_20230906_214106_0000
1_20230907_080107_0000
1_20230907_073136_0000
1_20230907_123726_0000
Biru Putih Modern Hiking Sampul Majalah_20230908_094730_0000
Abu-abu Hitam Modern Budaya Indonesia Sampul Majalah_20230908_104158_0000
1_20230912_223829_0000
1_20230913_172900_0000
Oranye Gradasi Minimalis Seminar Bisnis Poster_20230913_212856_0000
Red and White Modern Strategies For Customer Loyalty Webinar Event Poster_20230915_145501_0000
Salinan dari Red and White Modern Strategies For Customer Loyalty Webinar Event Poster_20230915_154041_0000
1_20230924_205747_0000

Related posts

Komandan Kodim 0824 Pimpin Aerobic Untuk Kesehatan dan Kebugaran Anggota

RTLH Melalui Program TMMD 104 Kodim 0824/Jember

Janda Muda Nekat Rampok Nenek Tetangganya Sendiri

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih